Penyaluran Bantuan Belum Merata Kepada Korban Gempa Bumi di Sulawesi Barat

Sumber gambar: detik.com



Gempa yang melanda Sulawesi Barat yang berkekuatan 6,2 magnitudo telah di tetapkan status darurat oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Di kutip dari kompas bahwa total korban meniggal dunia akibat dari gempa adalah 46 orang dan terdapat 826 orang yang terluka. Kemudian gempa juga mengakibatkan ratusan rumah warga yang roboh. Selain itu, adanya ketakutan masyarakat terhadap gempa susulan yang dahsyat dan berpotensi tsunami menyebabkan mereka berevakuasi ke tempat yang aman.


Terkait dengan gempa Majene ini, yang paling terdampak parah adalah daerah pedesaan yaitu Tapalang dan Malunda. Malunda ini adalah tempat pusat gempa sedangkan Tapalang adalah wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa, sehingga tidak bisa di pungkiri bahwa wilayah tersebut juga mengalami kerusakan yang serius bahkan ratusan rumah yang roboh.


Kemudian masalah lain yang di alami oleh warga masyarakat yang mengungsi ke tempat yang aman adalah bantuan, di mana bantuan belum merata. Jika berbicara tentang bantuan, sebenarnya bantuan logistik sudah banyak bahkan mobil pembawa logistik untuk korban bencana gempa Majene sangat macet karena banyaknya mobil pembawa logistik.


Bantuan juga sudah banyak di salurkan dari luar Sulawesi Barat tetapi yang menjadi masalah adalah belum meratanya bantuan yang sampai pada masyarakat. Kendalanya adalah posko yang di dahulukan adalah posko yang berada di dekat jalan poros, kemudian posko lain yang sudah mendapat bantuan masih memperebutkan bantuan yang di bawa oleh para pengangkut bantuan logistik.


Kendala tersebut terjadi pada saat pengangkutan bantuan logistik belum di awasi oleh kepolisian. Tetapi untuk saat ini, pengangkutan bantuan logistik ke tempat pengungsian warga di awasi oleh pihak keamanan. 


Tetapi yang menjadi masalah lain adalah korban bencana gempa yang berada di pelosok yang mengungsi ke pegunungan jauh dari desa, ada beberapa posko pengungsian yang belum di temukan oleh relawan dan bantuan juga belum sampai di sana. Kendalanya adalah banyak dari relawan yang tidak mengetahui tempat pengungsian warga tersebut, sehingga warga tersebut belum mendapat bantuan logistik apapun dan bantuan dari pihak relawan.


Yang paling memilukan adalah ada beberapa warga baru melahirkan di posko pengungsian dan banyak juga warga yang mengalami luka yang parah dari reruntuhan bangunan belum mendapat bantuan dari relawan.


Dengan demikian, kita ketahui bahwasannya dampak gempa Majene sangat serius terkait dengan kerusakan bangunan dan rumah warga sehingga tempat pengungsian adalah tempat tinggal sementara, di sisi lain warga masih mengevakuasi diri karena wilayah masih rawan gempa susulan.


Kemudian, yang menjadi masalah besar bagi warga korban bencana gempa adalah bantuan yang belum sampai pada posko mereka, khususnya daerah pelosok Tapalang yang memang jauh dari jalan poros.


Oleh karena itu, para relawan atau pihak apapun yang sedang menuju atau berencana ke tempat lokasi gempa harus memperhatikan masyarakat yang memang belum mendapatkan bantuan terkhusus warga yang berada di pelosok agar bantuan tersalurkan secara merata.


Penulis: Salmiati

Editor: Tim Penerbit

Posting Komentar

0 Komentar