Untukmu yang Pernah Terbesit ingin Mengakhiri Hidup

Sumber gambar: grid.id


Mungkin kamu pernah berada di titik terendah dalam hidup, kemudian berpikir untuk mengakhirinya dengan cara yang salah. Sebentar, sebelum kamu melakukan itu ... cobalah baca beberapa tulisan di bawah ini. Semoga kamu bisa berubah pikiran dan kembali bangkit dari keterpurukan.



Jangan! Hidupmu terlalu berharga untuk kau akhiri di lingkaran tali itu. Lihatlah! Bukankah kau masih bisa berdiri diatas kursi itu? Kursi yang hendak kau singkirkan ketika lehermu berhasil menggantung?
(Nurul Olivia)


Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atas tindakan yang dia lakukan, karena kita memang tidak pernah berada pada posisinya. Kita tidak tahu apa yang dia rasakan, juga apa yang terus menghantui pikiran. 

Sebagai manusia, layaknya kita berusaha untuk terus memperbaiki diri. Untuk terus melapangkan dada guna bisa menghadapi kerasnya dunia, karena manusia tetaplah manusia. Ada saatnya lelah, tapi bukan untuk menyerah. Kita harus tetap melangkah, apapun itu, jalani dan hadapi. 

Sekali lagi, kita tidak pernah merasakan bagaimana menjadi mereka yang memilih mengakhiri hidup, yang kita lakukan hanya mengurangi semua itu. Miris boleh, tapi jangan sampai menyalahkan posisinya.
(Sukma Fadilah)


Saat hidup terasa berat 
Saat sesak memenuhi dada 
Keinginan untuk mengakhiri hidup menggebu-gebu

Ingatlah, 
Kau tidak boleh kalah dari masalahmu
Mungkin saat ini kau sedang babak belur dibuatnya , tapi kau tak boleh menyerah  
Ini bukan akhir dari hidupmu 
Perjalananmu masih panjang  
Masih banyak yang membutuhkanmu , bahkan mungkin mencintaimu tanpa kau sadari 
Masih banyak bahagia yang 'kan menghampirimu di masa depan
(Brenda)


Aku pernah ada di titik terendah, dicaci maki dan dihinakan oleh orang-orang.
Sakit? Ya. Pasti. Namun, bukannya kita tidak bisa mengontrol perkataan orang lain terhadap kita?

Saat itu, aku berusaha ikhlas, berusaha menerima, dan berusaha untuk tetap tersenyum pastinya. Aku tidak ingin memasukkan perkataan itu terlalu dalam sehingga membunuh semua impianku. Kelak, akan aku buktikan saja bahwa aku tidak seperti apa yang mereka katakan.

Hari-hari berlalu, tahun dan musim berganti, Ia tetap sama dan aku telah berbeda.
Orang yang Ia hinakan saat itu, bukan lagi anak-anak. Ia telah tumbuh dewasa, Ia telah bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya.
Aku tersenyum dan, terimakasih atas motivasi berupa hinaan itu. Nyatanya, aku telah berhasil saat ini.
(Asih)


Selalu bersyukur, meski kau tak selalu di atas dan tak apa jika sesekali berada di bawah, karena dengan begitu, kau akan belajar bagaimana perjuangan dan menghargai hidup yang sesungguhnya.
(Romarta)


Indramu lengkap tanpa cacat, kakimu juga ada sepasang, dan tanganmu juga tak mau kalah—sepasang juga. Tuhan sehebat itu menciptakanmu dengan kelengkapan, lantas apa kau tidak malu jika terus mengeluh bahkan berniat bunuh diri?
(Mutia)


Hidup memang pelik, lika-likunya hampir tak bisa dilirik. Kesalahan bukan hal yang buruk, manusia berhak salah, karena tak ada manusia yang sempurna dari penciptanya. Tuhan memberikan napas supaya mencoba untuk lebih baik, bukan untuk memberhentikan sesuka hati. Terus melangkah, jatuh, bangkit, jatuh bangkit lagi, lagi dan lagi. Sampai Tuhan menyuruhmu untuk berhenti, bukan berhenti sebelum waktunya.
(Ainun)


Terkadang, masalah hidup membuat sebuah jiwa terbelenggu dalam seribu sakit yang tak tertahankan. Sakitnya bisa membuat seseorang melakukan hal yang melukai dirinya sendiri. Namun tanpa sadar, melukai diri sendiri itu bukanlah satu hal yang membuat masalah berakhir. Itu hanya membuat dirimu masuk menusuk ke dalam jurang penuh duri yang amat dalam.
(Mega Syifa)


angan sampai masalah itu merenggut jiwamu. Ingat! Masih banyak impian yang dapat kau teruskan dan kau perjuangkan. Jangan sampai kau berakhir di seutas tali yang melingkar dan kemudian tergantung tak berdaya.
(Jannatun)


Jika bagimu hidupmu sudah tidak berarti lagi, coba pikirkan orang-orang yang menyanyangimu. Pikirkan mereka yang selalu ada saat kamu mengeluh bagaimana dunia begitu tidak adil padamu. Ibumu? Apa yang akan beliau rasakan? Kau mau beliau bertaruh nyawa untuk kedua kalinya? Cukup hanya melahirkan mu saja! Tidak untuk kematianmu! Maka, buatlah hidupmu agar lebih bermakna supaya nyawa yang nyaris hilang, tidak menjadi sia-sia.
(Vani Rasiani)


BAGAIMANA? Sepertinya, mengakhiri hidup bukanlah solusi yang tepat. Semoga apa yang tertulis di atas bisa menyadarkanmu betapa berharganya hidup. Banyak yang ingin kesempurnaan di tubuhnya, tapi tidak Tuhan berikan. Banyak yang ingin bisa makan enak setiap hari, tapi tidak Tuhan berikan. LIHAT? Di luar sana banyak yang hidupnya lebih parah darimu. Jadi, berhentilah berpikir konyol. Ada hidup yang harus kamu pertanggungjawabkan, ada orang tua yang harus kamu bahagiakan, ada ibadah yang harus kamu laksanakan.

Semoga bermanfaat

Posting Komentar

0 Komentar