Sudah Siap?



1. Menjadi Diri Sendiri
2. Berguna untuk Orang Tua
3. Menjadi Orang tua
4. Berguna untuk Masyarakat dan Negara
5. Berguna untuk Agama
6. Calon Jenazah


- Diri Sendiri -

Menjadi diri sendiri adalah suatu keharusan. Kita harus bisa memimpin diri sendiri, tak hanya untuk dunia namun juga akhirat. Kita tidak boleh lalai tujuan Allaah Subhanahu wa ta'ala menciptakan kita.

Untuk apa kita diciptakan?

Sebagaimana firman Allaah Ta'ala  dalam Al Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku"



Bagaimana jika kita lalai ?

خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

“Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Q.S Al-Hajj: 11)


فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (Q.S Luqman: 33)


Jangan biarkan dunia yang kau miliki membawa petaka bagi kehidupan dunia apalagi akhiratmu. Hendaknya senantiasa kita bermuhasabah diri, mendekatkan diri kepada Allaah 'azza wa jalla, sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung. 

Sebagaimana firman Allaah Ta'ala

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (QS. Al-Mu’minuun: 1-5)

Berusaha menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


- Berguna untuk orang tua -

Banyak diantara kita pemuda-mudi yang egois, memikirkan dirinya sendiri dan melalaikan orang tuanya.

Egois???

Ya. Egois.
Banyak diantara kita yang lalai untuk berusaha berguna untuk orang tuanya dalam kehidupan yang sejati, yaitu kehidupan akhirat. 
Banyak diantara kita berusaha segigih mungkin mencapai prestasi dunia. Namun, lupa dengan prestasi akhiratnya. 

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (Q.S Al-Ahqaaf: 15)


أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ

"Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka” (Q.S Al-Ahqaaf: 16)


Beberapa diantara mereka memiliki kedudukan yang tinggi, gelar sarjana, pemuda atau pemudi yang sukses dan sebagainya namun gagal berguna untuk orang tua baik di dunia atau di akhirat.

Capailah prestasi akhirat yang semoga bisa bermanfaat untuk orang tua.


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)


- Menjadi Orang tua -

Teruntuk pemuda dan pemudi dimanapun engkau berada, engkau adalah calon orang tua. Tonggak peralihan penerus bangsa, dari kaliannya muncul bibit unggul penerus bangsa atas izin Allaah Ta'ala. Lantas, apa saja hal yang sudah kalian persiapkan???

Beberapa yang harus kalian siapkan :

1. Mempersiapkan diri
Memantaskan diri di hadapan Allaah Subhanahu Wa Ta'ala, sembari menunggu jodoh yang Dia takdirkan dalam hidupmu. 


 ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌۭ وَرِزْقٌۭ كَرِيمٌۭ

“Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu:Surga)” (Q.S An-Nur: 26)


2. Kriteria memilih pasangan
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”
(HR. Al-Bukhari (no. 5090) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1466) kitab ar-Radhaa’, Abu Dawud (no. 2046) kitab an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3230) kitab an-Nikaah, Ibnu Majah (no. 1858) kitab an-Nikaah, dan Ahmad (no. 9237).


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

Dan kriteria lainnya.


3. Jangan menunda menikah
"Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaknya berpuasa sebab ia dapat mengendalikanmu." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)


4. Persiapan menjadi orang tua
Teruntuk kawula muda baik yang hendak menikah, sudah menikah atau belum menikah. Belajar mengenai pendidikan islam tiada kata henti, tetaplah menimba ilmu. Anakmu adalah hartamu, yang akan bermanfaat jika engkau rawat dengan baik. Baik laki-laki (suami) atau perempuan (istri) memiliki tanggung jawab terhadap anak, tak bisa dilimpahkan hanya kepada seorang saja.

Tetap semangat menuntut ilmu agama, jadikanlah keluargamu sebagai penerus generasi bangsa yang memiliki bibit unggul.



- Berguna untuk masyarakat dan negara - 

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)


Jangan lelah menjadi orang yang bermanfaat, niatkan untuk mencari ridha Allaah Ta'ala bukan untuk pujian  manusia dan sebagainya.


- Berguna untuk agama -

Sebagaimana firman Allaah Ta'ala

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung” (Q.S Ali Imran: 104)

اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik” (Q.S An-Nahl: 125)


وَلاَ يَصُدَّنَّكَ عَنْ ءَايَاتِ اللهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka ke (jalan) Rabb-mu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb” (Q.S Al Qashshash: 87)


Maka hendaknya kita menyeru kepada kebaikan, mengingatkan kebaikan kepada suadara-saudari kita. Jangan lelah menjadi penolong agama Allaah Subhanahu wa ta'ala. Semoga bisa menjadi amal jariyah.


- Calon jenazah -

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Q.S Ali Imran: 185)


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (An-Nisa’: 78)


Teruntuk saudara-saudariku seiman, kematian adalah ketetapan Allaah Ta'ala yang tidak bisa dihindari. Banyak diantara kita yang lalai menyiapkan kematian yang siap datang kapan saja. Sudah seharusnya kita senantiasa memperbaiki diri menyiapkan kematian.

Semoga Allah Ta'ala meniadakan kita dalam keadaan beriman dengan-Nya. Aamiin

============================

Sejatinya perseorangan dari kita memilikk tanggung jawab seperti hal di atas. Maka dari itu, jangan lah kita fokus terhadap salah satunya saja. Tetapi, berusaha untuk memaksimalkan semuanya. Karena tidak ada kebaikan yang sia-sia, niatkanlah dengan ikhlas hanya untuk Allaah Ta'ala semata.

Kita hanya sebentar di sini, di dunia ini. Maka bekali dirimu dengan kebaikan-kebaikan Insyaa Allah mengantarkanmu menuju surga-Nya


Semoga Bermanfaat
Penulis: Septiana Rahmawati Rahayu

Posting Komentar

0 Komentar