Pernah disadari atau tidak, setiap penulis akan mengalami writer
block. Penyakit ini menjadi racun bagi penulis tanpa memandang gelar istimewa
atau instansi. Siapa sangka J.K Rowling sang kreator seri Harry Potter
mengaku mengalami writers block saat mengarang buku Harry Potter and the
Chmaber of Secrets. Alasannya, karena ia takut buku kedua tidak sesukses
buku yang pertamanya, Harry Potter and Philosopher`s Stone.
Menurut medis “setiap penyakit ada obatnya”, penulis pun yang
dihinggapi writer block ada obatnya tersendiri. Ajaibnya, setiap penulis memiliki
obat berbeda-beda, tergantung sejauh mana ia memiliki skill keberanian melawan
penyakit ganas dan beracun ini.
1. Buku
Semboyan
literasi mengatakan “Penulis hebat adalah pembaca yang hebat”. Tapi kenapa
mengalami writer block? Karena otak kekurangan bahan untuk merangkai tulisan. Maka,
buku di lemari bukan sebuah pajangan atau fasilitas memperindah rumah,
melainkan sumber ilmu yaang sangat penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, membaca
menjadi penting untuk menyembuhkan penyakit writer block dalam diri penulis.
2. Sungai
Tempat
yang indah nan sejuk adalah sungai, ditambah melihat pegunungan ditumbuhi
rumput hijau dan sepoi angin membelai wajah menjadi hal yang disukai banyak
orang. Artinya, jika writer block menghampiri berarti otak butuh istirahat
sejenak bagaikan seorang kulih bangunan, jika ia terus bekerja maka hasilnya
pun tidak berkualitas.
3. Sekolah
Sekolah
dalah gudangnya ilmu. Banyak ilmu yang perlu diserap sehingga menjadi data atau
ide dalam menulis. Sebab, writer block terjadi manakala ide kita buntuh,
kemudian disusul rasa bosan, malas, dan sebagainya. Hal itu yang menyebabkan
penulis mengalami writer block secara gampang.
Dari tiga cara dasar tersebut, writers block dapat teratasi secara
mudah. Semua tergantung pada skill penulis sendiri, sebab setiap penulis
mempunyai cara atau obat dalam mengasi penyakit writers block. Dari cara
tersebut, akan menjadi warna bagi dunia kepenulisan sesungguhnya.
Gersik
Putih, 19 Agutus 2019
Semoga Bermanfaat
Penulis: Qiey Romdani
0 Komentar