Kekayaan yang Tidak Menjadi Milik Pemiliknya




Wahhh.... IRONI.....


Andai Indonesia bisa berbicara, walau lirih suara menyayat. Mungkin inilah yang akan ia katakan.


Hei bangsa Indonesia. Pemerintahan maupun rakyat, golongan kaya maupun golongan miskin


Dengar aku baik-baik. Hartaku ini untuk kalian. Hasil tani dan laut ini untuk kalian. Mengapa tidak kalian ambil? Mengapa kalian hanya menjadi penonton saat bangsa lain menguras habis kekayaan yang ada padaku? Semua kekayaan alam ini untuk kalian. Untuk rakyat indonesia. Kenapa kalian tidak peduli? Tubuhku digali oleh kalian para pekerja indonesia. sungguh aku senang kalian bisa temukan hartaku yang tersembunyi. Namun mengapa, mengapa bukan untuk kalian. Mengapa kalian serahkan hartaku itu pada orang lain? Orang yang bukan bagian dari bangsa indonesia. Yang hanya menonton sambil menyesap rokok disaat kalian bekerja berpeluh keringat.


KENAPA KALIAN MAU MENJADI BUDAK DI TANAH SENDIRI?


Buat apa kalian menanam tanaman lereng pegununganku, jika pada akhirnya bukan untuk kalian.


Pemandangan yang ada padaku sangat indah. Asli ciptaan tuhan, bukan buatan manusia. Lihat gagahnya gunungku berdiri. Lihat betapa jernihnya air sungai yang mengalir. Lihat betapa luar biasanya air terjunku yang jatuh dari tebing lalu jatuh ke bawah. Reruntuhan yang menawan pun tak luput ikut sebagai bagian dari keindahan indonesiaku.


Tapi mengapa kalian harus pergi keluar negeri untuk mencari swafoto yang bagus? Mengapa orang dari negera lain yang justru lebih tahu tentang indonesia?


Lain pula dengan sebagian orang lainnya. Yang hidup secara sistematis.


Buku-buku tersusun rapi dalam lemari kaca nya. Menggambarkan betapa hausnya si pemiliki lemari itu akan ilmu. Jauh. Ke negeri yang jauh jualah ia bersekolah. Namun disaat ia telah lulus. Ia tidak kembali untuk indonesia. Karena ia telahberada di dalam zona nyamannya."kapan kau akan pulang" lirih indonesia di sela-sela penantiannya menunggu si pemuda pencari ilmu. Yang entah kapan akan ingat untuk pulang dan mengabdi pada tanah airnya.


Indonesiaku tidak lagi menjadi milik rakyat indonesia.




Semoga Bermanfaat
Penulis: Raisah Adilah

Posting Komentar

0 Komentar