"Lu unfollow IG gue?"
"Iyakah? Rasanya nggak tuh"
Kutatap wajah lelaki di depanku, dia pura-pura mengaduk es cendolnya. Padahal sejatinya takut berkontak mata denganku.
"Kenapa? Istri Lu jealous ama gue?"
"Kagaklah. Gada hubungan jealous ama unfollow lah."
"Lah, dia takut kalau Lu seringan ngikutin feed gue. Baca postingan gue yang mengharu biru."
"Kagak. Gue malah ga bisa akses akun IG sejak dua hari lalu kayaknya."
What? Mau niru yang viral-viralkah? Pura-pura IG dibajak. Semudah itu memakai topeng! Kenapa kejujuran mudah sekali digadaikan di era digital ini. Ironis.
"Di hack??"
"Kayaknya iya."
"Hahah..."
Ngakak dalam hati.
Siapa Lu bung? Dan punya kelebihan apa Lu sampai IG Lu dibajak? Penting banget ya??
Ya sudahlah Bro, lebih baik jujur. Orang Lu follow atau ga follow toh kagak ngefek. Gue akan tetap nulis dan nulis seenak udel gue.
Lagian Lu juga kenapa? Lu ga suka nulis, ngapain follow IG gue.
"Oke, oke...aku ngaku. Memang dia jealous, dan meminta gue unfollow."
Weleh, padahal gue juga kagak memaksa sebuah pengakuan dosa. Gue cuma duduk diem, ngaduk-ngaduk es cendol, sama kaya dia.
Kita, sepasang pecinta es cendol yang rupanya tak bisa jatuh cinta satu sama lain.
"Dia takut Lu keterusan jadi secret admirer gue."
"Dia juga clonning ponsel gue. Jadi sekarang semua percakapan gue ama semua orang, dia bakal tau."
What?
Rasanya ingin ngakak lagi, tapi takut dosa.
Buru-buru kuambil tasku.
"Ngapain? Mau kemana?"
Dia heran melihatku bangkit menenteng tas.
"Takut HP mu diberi kamera pengintai. Dia pasti tahu kita disini. Sebaiknya aku segera pergi."
Dia melongo saat kulambaikan tangan berpisah.
Biarlah dia berpikir sendiri dengan bijaksana.
Persahabatan toh tidak dinilai dengan follow memfollow medsos. Cukup sebuah pengertian bahwa seorang sahabat adalah seorang yang tidak mesti bisa menyelesaikan masalah yang kita punya, tapi dia yang ada di samping kita ketika kita ada masalah, dan dia tidak berusaha melarikan diri
Semoga Bermanfaat
Penulis: Titin Shovia
0 Komentar