Mesin Tik



Mesin lawas ini diciptakan oleh Malling-Hansen dan terus mengalami perkembangan fungsi mesin tik pada tahun 1870-1880 (wikipedia). Untuk di Indonesia mesin tik telah digunakan sejak zaman kolonial masuk ke bumi nusantara. .

Namun dalam pembahasan ini, saya tidaklah membahas terlalu jauh sejarah panjang dari mesin tik. Saya sekedar ingin memberikan pengalaman dan pandangan terhadap mesin tik yang kini hampir punah, dan mesin ini hanya dikalangan tertentu saja yang masih menggunakannya 

Ya, saya punya pengalaman melalui mesin tik ini, sedari belia kira-kira diusia 14 tahun saya dikenalkan dengan mesin tik. Awalnya  seperti orang kebingungan bagaimana cara untuk mengoperasionalkannya, sebab diera saya pengetikan surat-menyurat sudah terbiasa dengan komputer atau laptop yang serba otomatis. Maklumlah karena amatir penyusunan masih acak dan belum terlihat seninya. 

Pada usia 18 tahun saat itu masa kuliah penuh dengan ilmiah, pun tepat duduk disemester 5, keinginan saya terhadap membaca buku semakin bertambah. Saya semakin kritis terhadap peristiwa yang ada. Sehingga naluri untuk menulis ilmiah juga turut menyesuaikan. 

Begitu pula disaat itu ajang lomba MTQ cabang Ilmiah Al-Qur'an mengharuskan menggunakan mesin tik. Awalnya perasaan minder karena merasa kurang piawai menggunakan mesin ini. Tapi karena untuk mengangkat originalitas penulisan maka saya memberanikan diri membiasakan untuk menulis dengan mesin tik. Karena kecintaan saya terhadap literasi membuat saya memiliki impian untuk menjadi penulis profesional yang kaya dengan frasa dan sastra.

Dari mesin tik saya terus belajar, bahwa mesin tik mengajarkan kita untuk mandiri dan beradab, yakni menghilangkan kebiasaan "copy-paste" dan tidak terus mengunduh karya orang lain lalu mengakui hasil tersebut adalah karya kita. 

Dari mesin tik juga kita bisa olahragakan otak untuk senantiasa berfikir agar terbiasa dengan realita dan logika. 

Dari mesin tik juga kita jadi rajin membaca buku yang seharusnya membiasakan buku adalah tempat menjemput ilmu yang luas. 

Salam literasi


Semoga bermanfaat
Penulis: Novian Siah

Posting Komentar

0 Komentar